Friday, December 31, 2004

.:bencana ini bencana kita:.

Bismillah....Assalamu'alaikum smuanya...!!!
Hmm...tahun 2004 akan segera berakhir hanya dalam hitungan jam. Esok, mentari yang sama akan bersinar tapi dengan hitungan tahun yang baru. Usia bumi bertambah walaupun hakikatnya malah kita semakin mendekati akhir kehidupan.
Bukan suatu kebetulan jika musibah gempa tektonik dan gelombang tsunami terjadi di akhir tahun. Bukan pula suatu ketidakadilan jika yang menjadi korban terbanyak adalah saudara2 kita di Aceh, yang menurut pandangan manusiawi kita, telah lama merasakan penderitaan berkepanjangan. Ini semua adalah skenario Yang Maha Kuasa. Mungkin terdengar klise jika kita meminta mereka yang menjadi korban untuk bersabar dan tabah menerima musibah ini. Tapi, memang hanya itu yang bisa dilakukan. Apalah daya umat manusia di hadapan Penciptanya? Berpuluh ribu nyawa manusia melayang, mayat bergelimpangan di sepanjang ruas jalan dan di sela2 sampah hasil sapuan badai. Bangunan roboh dan infrastuktur banyak yang hancur. Ngeri kita melihatnya, tapi....Tuhan tinggal menjentikkan jari untuk membuat semua itu terjadi. Kun fayakun...jadi maka jadilah...
Tinggal kita disini, seharusnya merenungi diri. Apa yang salah pada diri kita? Apa yang telah kita lakukan hingga membuat Tuhan begitu marah? Mungkin Tuhan sudah bosan melihat tingkah kita, kalau boleh meminjam lirik Ebiet G. Ade. Kita menyadari kondisi masyarakat kita yang mungkin agak sedikit lupa dengan amanah yg ditujukan saat penciptaan manusia. Menjadi 'abid dan khalifah adalah dua tugas kita. Tapi ternyata kita tak cukup cerdas melakukan tugas tersebut.
Masih ada hawa nafsu yg kerap kita ikuti. Masih ada sifat wahn--cinta dunia dan takut mati--yang kadang menghiasi diri. Masih ada keinginan menguasai kekayaan alam untuk dinikmati sendiri. Semua maksiat dan kesalahan itu semakin menjelaskan kesalahan yang tak berujung. Ya Ghafar...Ya Allah Yang Maha Pengampun...beri kami kesempatan untuk memperbaiki diri. Jika bukan kepada-Mu....pada siapa lagi kami harus bersimpuh? Ya Allah...Ya Rabbi...sungguh semua kesalahan yang telah kami perbuat bukanlah untuk membangkang-Mu, bukan untuk menantang-Mu. Kami hanya tak pandai menguasai diri. Sungguh, kami ingin dunia ini hanya ada di tangan kami, bukan di hati kami. Seperti do'a yang dilantunkan Ali bin Abi Thalib r.a.
Duka ini bukan hanya milik rakyat Aceh. Ini telah menjadi bencana nasional. Indonesia menangis. Indonesia berduka. Indonesia berkabung. Karenanya, usaha mengintrospeksi diri harus menjadi agenda setiap kita. Kita menyadari setiap peringatan Allah untuk suatu kaum, sejatinya adalah peringatan-Nya juga untuk seluruh umat manusia. Toh hikmah di balik duka ini bisa dirasakan. Adalah Malaysia yang melarang pesta tahun baru besar2an. Dengan korban tewas yang "hanya" puluhan orang telah menghentak kesadaran pemerintah Malaysia. Kita...dengan korban terbesar, masihkah harus angkuh? Adalah Hotel Santika yang membatalkan acara tahun barunya, bahkan mengalihkan seluruh dana untuk diberikan pada korban bencana gempa dan tsunami ini. Sayangnya, pemerintah kurang menekankan hal ini sehingga ini tidak menjadi gerakan yang menasional. Masih terlihat panggung di lapangan Gasibu, walau saya belum tau itu ditujukan untuk apa. Semoga untuk penggalangan dana. Masih ada program acara televisi yang sifatnya hiburan dalam menanti tahun 2005.
Hmm...tahun 2005 akan segera kita awali hanya dalam hitungan jam. Ada harapan disana...Ada optimisme yang harus kita bangun disana...Ada Rahmah dan Rahim-Nya yang senantiasa menaungi kita disana. Semoga kiamat sughra yang Allah tunjukkan pada kita mampu menghidupkan kembali hati yang mungkin telah mati. Mampu menerangi kembali hati yang mungkin telah gelap.
Mari kita songsong 2005 dengan semangat baru mengarungi hidup.... Mari kita jelang cahaya ufuk di pagi hari dengan nilai baru di hati kita... Bahwa dunia bukan segalanya. Bahwa penguasaan diri mutlak diperlukan dalam menjalani amanah hidup. Bahwa hawa nafsu, sifat wahn dan sifat "setan" lainnya dapat kita kalahkan dengan kembali mengingat-Nya.....dengan kembali mendekat pada-Nya....

Friday, December 17, 2004

saat harus menghilangkan

Lemahlah yang ingin berhenti di jalan dakwah......Resahlah yang tidak ada keikhlasan di hatinya
Tapi tidak padaku....Aku telah menjual hidupku untuk Islam...dengan balasan Jannah dari Rabb-ku...Juga jalani hidup dengan rasa tentram
Pergi..pergilah..rasa malas itu...Tak pantas kau bercokol di hatiku...Kan kuusir kau jauh-jauh...Dengan ibadah dan do'a sambil bersimpuh...Memohon ampunan dan keikhlasan
Ini ditulis duluuu banged, saya aja hampir ngga percaya pernah nulis ginian. Moga bisa diamalkan apa yg telah terpatri dalam jiwa. Aamiin...

ketika sakit masih harus dirasa

Bismillah...Assalamu'alaikum to you all... Pha khabar niy? Moga baek2 aja, en doain saya ya spy bisa sabar menerima flu yg mampir. ^_*
Hiks...hiks...T_T percaya deh, ini bukanlah tangisan bombay LOL, tapi emang mata ini sering mengeluarkan airmata beberapa hari terakhir (plus hidung yg berair yiks..). Mungkin emang bener yak, si virus influenza mulai berdatangan. Setelah sukses dgn panas dalamnya, giliran flu yg harus dilalui plus demam. Udah ah, saya bukannya mau obral penyakit, cuma mau berbagi betapa qta harus amat sangat bersyukur saat Allah memberi qta nikmat sehat.
Minggu2 terakhir ini, saya dapet berita ttg pernikahan (uhuk..uhuk..) Ada bbrp senior di kampus yg dah nikah (en mau..doain ya). Selain senior, ada jg lho adik tingkat! *So what? Emang nape? Ngga boleh?* Ya..bukannya gitu, tapi saya kan ngga mau jadi GOLKAR (golongan karunghal ^_^) Akhirnya bulan sabitnya jadi purnama juga (ngutip dari novel) Fase terbaru dari kehidupan harus dijalani. Mungkin masih ada harapan, masih ada ujian dan cobaan yg akan menhadang. Tak lupa, masih buanyaaaaaak banged sarana2 untuk berbuat lebih demi kepentingan Islam sambil tak lupa menabung pahala untuk bekal di second life nanti.
Tapi...gimana jika fase yg harus dijalani itu tidak memberikan kesempatan lebih kpd qta untuk beramal? Namanya, qta akan menghadapi fase kematian. Betapa kematian benar2 selalu mengintai qta tanpa qta sadari kapan ia menjemput. Innalillahi wa inna Ilaihi rooji'uun. Berita ttg kematian pertama datang dari televisi, krn memang ia org terkenal. Yaitu, Harry Roesli. Padahal, berasa baru kmrn ia memberikan komentar2nya di AFI (ups...jarang nonton koq ^_*) Padahal, masih berasa baru kmrn ia dgn anak2 jalanannya berjuang. Padahal... Tapi, itulah maut yg datang tanpa diundang, pulang tak dintar. MAlah qta yg diantar menuju gerbang kehidupan kekal nan abadi. Berita kematian selanjutnya datang dari seorang teman. Ia mengabarkan bahwa Bu Nunung, guru pamong kami di SMA 2 Bandung telah meninggal. Ya Allah, padahal kami belum sempat menengok beliau krn sakitnya. Padahal, beliau telah meminta kami untuk bertemu dan membicarakan mengenai ujian PPL Januari nanti. Padahal kami masih ingin mendengar petuahnya ttg proses menjadi guru. Tetapi, Allah berkehendak lain, kami belum diizinkan bertemu. Kabarnya, beliau harus ke sekolah, mengawa ujian dan terjatuh. Wallahu a'lam. Banyak cara menuju mati, yg harus diyakini bahwa kematian bukanlah salah manusia di sekitarnya. Ia memang datang jika sudah waktunya. Terakhir, berita meninggal datang dari Sukabumi, kota asal salah seorang teman di satu aktivitas. Dia menuliskan banyak kenangan baik ttg beliau. Ya...beliau adalah seorang ustadz dari Surade. Beliau bukanlah orang terkenal, tapi ribuan orang memadati pemakamannya.
Lalu..dengan sakit yg saya rasa, adakah kesadaran ttg kematian mencuat? Adakah persiapan yg telah banyak dilakukan jika ia datang menjemput? Apakah kematian saya begitu berkahir baik hingga orang2 menangis? Bukan...bukan keinginan saya ditangisi, tetapi apakah saya telah cukup berarti bagi orang2 yg ditinggalkan?
Jawabnya...persiapkan sedari dini!!!!!

Thursday, December 16, 2004

saat sakit mendera

Bismillah...Assalamu'alaikum smuanya...
Bener dech, qta ngga (kurang) bisa mensyukuri nikmat sehat sebelum Allah kasih qta sakit. Kayak saya nih. Sudah bbrp hari terakhir ini lagi ngga enak badan. Awalnya sariawan (yg sering banged saya dapatin), terus dpt panas dalam yg agak parah (klo sariawan pasangannya ma panas dalam, kan?). Dua hari lalu masih bisa keluar, masih ta'ziyah ke guru pamong (yg ditunjuk UPI) yg meninggal (smoga Allah menerima amal ibadahnya), masih ngawas anak2 SMP terbuka ujian, tapi kmrn...wuish...bener2 di rumah terus. Hari ini aja msh agak pusing, tapi maksain keluar bwt nganter bahan laporan PPL plus liat2 blog (rindu jg neh^_^)
Guys...ternyata nikmat sehat yg Allah beri bener2 hrs qta syukuri. Klo sakit tuh ya..bawaannya pengen tiduuuuur aja. Semua tugas jd ga beres. Hiks..hiks... T_T...jd pengen pulang (apa coba hubungannya?) Pengen bimbingan proposal aja jd ga bisa, janji ketemu ama orang (masa ketemu ama selaen orang?) juga musti dibatalin. Pokoknya...ga enak deh. Makanya jangan pada sakit, yak! He..he.. becanda deng, kalo Allah emang nguji qta ama sakit, ya...harus diterima. InsyaAllah klo qta sabar, itu bisa menggugurkan dosa2 qta. Nah, ntu dia yg saya coba lakukan. Sabar... (kadang suka ada sih keluhan2 kecil yg terlontar, smoga tidak mengindikasikan ketidaksabaran)
Do'akan cepat sembuh ya...

Sunday, December 12, 2004

saat marah, sedih dan kecewa tak bisa dibedakan

Bismillah...Assalamu'alaikum fur ol ma pren....
Dhezzig...Gubrakkk..Ugh bagaikan terkena beban berton2 *inget kartun Tom and Jerry* pas salah seorang teman di bidang garapan amanah saya di kampus bilang bahwa AlVeoli batal untuk diundang. Awalnya saya agak2 shock, soalnya saya yg hubungi mereka, so..saya jg nyang musti batalin. Tapi pertanyaan terbesar saya adalah..Why? Mengapa? Kunaon? How come? *pengen pake bahasa laen tapi ga tau :)*
Usut punya usut, ternyata pas dibicarakan di rapat pengurus inti ada hal2 yg jadi pertimbangan (sampe skrg saya belum tau apakah itu, ntar musti baca bukom). Tapi secara singkat, dia bilang beberapa hal. Pertama, masalah keuangan, kita bukannya kekurangan atau AlVeoli yg kemahalan (tp emang iya seh..) moment kita hanya kurang pas aja. Soalnya, hari ini ada acara penggalanagna dana untuk Palestina, lha koq kita ngeluarin uang mudah banget cuma bwt tampilan sekita 30 menit. Kedua, masalah sisi dakwah. Tau ndiri dunks klo skrg AlVeoli tuh sapa? ntar jangan2 peserta cuma seneng ma AlVeoli-nya aja, bukan message yg mereka bawa. (istilahnya ngga nge-ruh kali...) Yeah...pokoke gitu deh...dgn berat hati aku harus batalin AlVeoli :( Walaupun sbenernya saya punya beberapa argumentasi tapi..ntar aja deh, disampaikan lewat mekanisme yg berlaku. Kalo menurut kamu gimana?

Wednesday, December 08, 2004

ketika profesional diperlukan...

Waduh....saya jadi ngerasa ngga enak neh. Bwt teh Evi dari F1 (liat posting Ali, dari COBOY ke F1), saya minta maap sebesar2nya, bukan maksud hati ngga profesional. Itu murni kesalahan saya yg suka lupa *nyari solusi spy ngga jadi pelupa*. Afwan pisan, mungkin ntar semester depan qta berjodoh, yak? InsyaAllah, qta yakin ini semua Allah SWT yg telah ngatur.

Tuesday, December 07, 2004

my last day

Bismillah...Assalamu'alaikum smua...Apa kabar dunia? Teuteup...asyik :)
Kaifa haaluk? Alhamdulillah ana bil khoir Allahu Akbar!!!!
This is my last day in the school..hurrayy...ups, maksudnya Alhamdulillah, akhirnya selese juga tugas PPL-ku. Sedih juga seh ninggalin anak2, cieu...Walaupun saya masih bisa ke sekolah tapi bukan dalam rangka ngajar, paling cuma piket or minta2 tanda tangan *berasa fans artis ngga seh?* Seni dari ngajar anak2 SMA adalah mereka baru menemukan masa kedewasaan mereka, so kadang2 mereka bisa jadi seseorang yg peduli atau malah sama sekali ngga peduli (dan kebanyakan model ini yg saya temui). Saya jadi teringat kata2 ust. Anis Matta di dalam majalah SAKSI, kita kan berhubungan dengan manusia (dalam segala jenis interaksi, baik itu amal dakwah kita atau yg lainnya) Nah, sudah sepatutnya qta tau2 ilmu psikologi, minimal yg paling mendasar. Bener juga, klo saya ngga tau (paling ngga sedikit) mungkin pas ngajar yg ada bawaannya BT mulu. Gimana ngga? Ada yg ngobrol, ada yg ngerjain tugas pelajaran selanjutnya, klo ada ulangan, mrk mah sibuk ngapalin. Jadinya saya ngga diwaro (baca:diperhatiin) dech.
Alhamdulillah, selama ini saya ngerasa Allah SWT telah benar2 membantu. Subhanallah banged deh...

Saturday, December 04, 2004

my Royyaners

Bismillah...Assalamua'laikum semuanya..Pagi yang cerah bukan?
Pagi ini, sebelum ke walimahnya K Ide saya nge-net bareng Da. Dipikir2 dah lama juga qta ngga bareng. Emang seh qta satu kost, satu rumah...tapi justru situasinya beda. Kalo dulu, saya sering banget nginep di kost-nya dia (catet: sering banget!). Sering cerita2 juga, curhat2an. Tapi pas satu kost koq malah jarang. Mungkin karena sering ketemu kali, yak? Ke bathroom ketemu, ke kitchen ketemu, ke livingroom ketemu. Bosen deh heuheuheu ;) ngga koq Da!
Begitu juga ma semua Royyaners (panggilan penghuni ArRoyyan). Kadang, klo jailnya lagi kumat, qta suka peluk2an...berasa dua taon aja ngga ketemu. Padahal sih satu rumah...satu rumah gitoo lho! Saya kira satu rumah bakal bikin qta makin seru (tapi emang seru banget sih..) tapi kehidupan lewat gitu aja. As life pass us by...pagi pergi kul or rapat (kadang suka jam 6 pagi) terus malem baru pulang...(padahal seh dah diomelin jgn pulang malem) terus masuk kamar masing2 deh. Statis? Kadang iya..
Tapi...ada banyak hal yg ternyata bisa bikin hidup lebih hidup..Heuheuheu Misal nih, qta selalu sempetin shalat berjamaah, makan berjamaah ^_^ terus juga nonton berjamaah (apalagi klo yg ditonton berita ttg demo :) ) Alhamdulillah..ternyata situasi yg saya sebutin di atas bisa dieliminasi. khuwah bener2 kerasa indah klo qta emang ngejalanin tahapan2nya. Insya ALlah qta dah ta'aruf..ta'awun...takaful...yang terakhir nih..itsar..semoga qta semua bisa. Pokoke..ngga bisa dijelasin deh cerita2 ttg ArRoyyan. Malu kita ntar...banyak yg off the record ^_*
Fur all Royyaners..I luv ya all 'cause of Allah...truly..madly..deeply do
PS: kapan qta foto bareng?

Friday, December 03, 2004

UPI cepet lah sembuh!!!

UPI..cepet sembuh dunks..jangan lelet mulu loadingnya! Jadinya ajah saya musti ke warnet, itu kan spending money. Klo di tempat situ kan, saya bisa numpang KTM adik tingkat..heuheuheu...

yang Muda yang Berkarya

Bismillah Assalamu'alikum
Today, I'm not going to school even this is my shift. Alright, I know it isn't a good habit, but I have another things to do. This morning, I made a publication for Sunday. It's a lil' bit too late, I know..I know... Ya namanya juga mahasiwa, telat dah jadi kesukaannya.
Sore ini saya baru pulang dari ngajar SMP Terbuka di Sukajadi. Unfortunately....yg datang tuh cuma seorang. Kebayang dunks! Emang seh, walau datang semua juga cuma 7 orang, tapi....sedih aja. Padahal kan mereka tuh sekolahnya gratis. Mungkin karena PR yang saya kasih, yak? Heuheuheu...masa mereka takut seh? Minggu lalu, saya ngadain UTS bwt mereka. Nilainya??? waduh..*gaya Bajuri* jangan ditanya deh. Ini yang salah teh gurunya apa siswanya? :) Yang bikin saya salut, mereka tuh nyoba ngerjain sendiri, alhamdulillah sepanjang yg saya awasi, mereka ngga ada yg tengok kiri-kanan kaya org mau nyebrang jalan ^_^ Beda banged suasananya waktu saya bantuin ngawas di tempat PPL. Aduh...itu anak2 meni ribut pisan. Ada satu anak yg nunduk terus pas saya ngedatengin mejanya. PAs saya tanya, "Kamu lagi ngapain?" Dia jawab, "Iya, Bu..ntar" Lagi nyari ilham kali...Terus saya pergi ke kelas sebelah untuk ngambil presence list, eh pas saya deketin meja dia (anak yg sama) kertasnya dah penuh ma jawaban2. Mmhh...aneh juga. Su'udzhon? I dunno lah, pengennya sih ngga, tapi situasinya bikin saya punya prasangka sih. Katanya, prasangka dan berjaga2 itu tipis bedanya, en saya baru ngalamin. Saya agak ngeri juga, klo emang semua anak Indonesia kaya gitu. Sepertinya mau enaknya aja. Sekolah cuma kewajiban, ngga ada usaha untuk bikin diri pinter, even cuma dikit.
Niwei...saya yakin masih buanyaaaak banget anak2 bangsa Indonesia yg bisa dibanggakan. Contohnya...dateng ya ke acara yg bakal kita adain di UPI, temanya "Yang Muda Yang Berkarya". InsyaAllah, pengisinya Dosen dari UPI, Ust. Subki pengisi Gerebek Sahur Lativi en Gatot (lupa euy nama lengkapnya) dia tuh pemenang Remaja Berprestasi Annida taun 2002. Plus, ada nasyid dari Al Veoli, pemenang Festival Nasyid Indonesia. (Walaupun saya agak2 gimana gitu sama FNI ini, tapi mungkin ini pas bwt peserta) Eh...tapi acara ini khusus bwt peserta tutorial deng. So...tempatnya terbatas. Balai Pertemuan UPI cuma bisa nampung sekitar 1500 orang en peserta kita pun emang segitu. Do'akan ya..moga semua lancar en diridhoi Allah. Aamiin Bravo pemuda Muslim cerdas!!!!